Potensi Budidaya Cemara Udang di Desa Lombang, Sumenep - Madura


Cemara udang adalah tumbuhan yang memiliki daun dengan ujung lancip seperti jarum dan memiliki batang yang besar serta keras. Para penduduk yang tinggal di sekitar pantai Lombang, Sumenep, Madura menjadikan budidaya tanaman hias ini sebagai sumber ekonomi yang menjanjikan, karena tanaman ini sering dijadikan sebagai hiasan yang indah di berbagai daerah. 


Berbeda dengan cemara hutan yang hidup subur di dataran tinggi, cemara ini bisa tumbuh subur di manapun termasuk taman rumah anda. Selain bisa ditanam secara langsung pada tanah, cemara udang  juga sering dimanfaatkan sebagai tanaman bonsai. Meskipun cemara udang memiliki daun yang kecil dan lembut, namun hal ini tidak mengurangi keindahannya sebagai tanaman bonsai. Bahkan hal ini terlihat jauh lebih unik dan berbeda dari bonsai pada umumnya. Berdasarkan informasi dari salah satu warga yang budidaya cemara udang bahwasannya proses budidaya tanaman hias ini tidak begitu sulit yakni:
Pertama: untuk pembibitan cemara udang dilakukan dengan cara pencakokan. Namun jika pembaca berniat melakukannya sebaiknya memilih batang induknya yang sudah besar.
Kedua: untuk penanaman cemara udang agar lebih mudah penanamanya sebaiknya menggunakan media pot. Adapun tata caranya yaitu campur terlebih dahulu tanah dan pupuk dengan komposisi yang sama. Ambil batang udang  cemara yang sudah siap tanam, dan masukkan kedalam pot dengan kedalaman 15 centimeter. Jika menggunakan media tanah harus ditancapkan hingga 30 centimeter.
Ketiga: masalah perawatan cemara udang itu tidak begitu rumit, yang dibutuhkan adalah keteraturan dalam pengairan dua kali sehari secara rutin. Dan pengairan tersebut dilakukan secara wajar jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.


Permasalahan yang dihadapi warga dalam budidaya tanaman hias cemara udang ialah tentang pemasaran. Selama ini warga hanya memberikan informasi dari mulut kemulut, sehingga cemara udang ini bisa laku jika ada orang melihat-lihat. Seperti yang sampaikan salah satu warga pembudidaya di desa Lombang bahwa  beliau telah menanam tanaman hias ini selama dua tahun tapi belum laku. Adapun harga yang ditawarkan mencapai Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar